Sejarah Sushi: Dari Makanan Tradisional hingga Tren Kuliner Global
Hai mom,guys dan teman-teman... kali ini aku sangat suka review sebuah kulineran khas ala jepang seperti sushi, mungkin sebagian orang sudah menikmati hidangan yang menurut aku sih estetik banget di piring... dengan gulungan nasi dengan bermacam toping tentunya membawa kita menikmati hidangan jepang yang harganya cukup mengocek kantong pasalnya semakin wow semakin harganya juga menggiurkan sih...
Dari yang pernah saya coba paling ngebet buat coba-coba tuh yang sushi dari kepiting... meski sudah tidak asing lagi dengan kepiting tapi karena di buat sushi jadi semakin penasaran dan apalagi sushi memang tergolong memiliki kualitas yang semakin baik semakin mahal makanya ketika di buat jadi sushi tuh bisa lebih bikin pengen mencicipi gitu....^_^
Nah berikut ulasannya!!!
Sushi adalah salah satu kuliner Jepang yang telah mendunia, tetapi tahukah Anda bahwa sejarahnya memiliki akar yang jauh lebih dalam daripada yang mungkin kita bayangkan? Sushi yang kita kenal hari ini, dengan nasi, ikan mentah, dan tambahan lainnya, telah mengalami perjalanan panjang, berevolusi dari teknik pengawetan makanan menjadi sajian lezat yang digemari di seluruh dunia.
Mari kita telusuri sejarah perkembangan sushi dari awal hingga menjadi tren kuliner global.
Awal Mula: Narezushi, Bentuk Tradisional Sushi
Sejarah sushi berawal lebih dari seribu tahun yang lalu di Asia Tenggara, di mana metode fermentasi ikan dengan nasi disebut *narezushi* pertama kali digunakan. Teknik ini bertujuan untuk mengawetkan ikan melalui proses fermentasi, di mana ikan dibungkus dengan nasi yang telah difermentasi, lalu disimpan selama beberapa bulan. Setelah fermentasi selesai, nasi tersebut biasanya dibuang dan hanya ikan yang dimakan. Praktik ini menyebar ke Jepang sekitar abad ke-8 dan menjadi dasar dari perkembangan sushi yang kita kenal sekarang.
Evolusi Sushi: Dari Fermentasi ke Sajian Segar
Pada abad ke-15, sushi mengalami perubahan besar. Di Jepang, teknik pengawetan menggunakan cuka mulai diperkenalkan untuk mempercepat proses fermentasi pada nasi dan ikan.
Nasi mulai dikonsumsi bersama ikan, menciptakan *namanarezushi* yang bisa dimakan dalam waktu lebih cepat tanpa perlu berbulan-bulan menunggu. Metode ini tidak hanya membuat sushi lebih praktis, tetapi juga lebih lezat dan dapat dinikmati sebagai makanan lengkap.
Lahirnya *Edomae-zushi*: Cikal Bakal Sushi Modern
Di awal abad ke-19, muncul bentuk sushi yang lebih dekat dengan yang kita kenal sekarang, yaitu *edomae-zushi* atau *nigiri-zushi*. Inovasi ini dipelopori oleh Hanaya Yohei di Tokyo (dulu Edo), yang memperkenalkan konsep sushi cepat saji.
Ia membuat *nigiri* dengan menaruh sepotong ikan segar di atas gumpalan nasi berbumbu cuka, yang langsung bisa dimakan tanpa perlu proses fermentasi panjang. *Edomae-zushi* pun menjadi sangat populer, karena praktis dan cepat disajikan, cocok untuk masyarakat perkotaan yang sibuk.
Sushi Mulai Menjelajahi Dunia
Perjalanan sushi ke luar Jepang mulai terjadi pada pertengahan abad ke-20, setelah Perang Dunia II. Setelah Jepang pulih dari dampak perang, popularitas budaya Jepang mulai berkembang di negara-negara Barat, termasuk kuliner khas mereka, seperti sushi.
Sushi pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat, khususnya di Los Angeles dan New York pada tahun 1960-an dan 1970-an. Restoran sushi pertama di Los Angeles, Kawafuku, berhasil menarik perhatian masyarakat Amerika yang menyukai makanan eksotis dan segar.
Kemunculan Fusion Sushi: Kreasi Baru untuk Pasar Global
Seiring meningkatnya popularitas sushi di Barat, muncul banyak variasi dan adaptasi baru. Salah satu inovasi paling terkenal adalah *California roll*, sushi gulung yang berisi alpukat, ketimun, dan kepiting imitasi, serta disajikan dengan nasi di luar, bukan di dalam.
Fusion sushi seperti *California roll* menyesuaikan cita rasa tradisional dengan selera Barat, menjadikan sushi lebih diterima secara luas oleh pasar global.
Sushi Sebagai Tren Kuliner Global
Saat ini, sushi telah menjadi bagian dari kuliner internasional yang dapat ditemukan di hampir setiap negara. Dengan variasi mulai dari yang tradisional hingga inovasi kreatif, sushi kini dianggap sebagai simbol makanan sehat, bergizi, dan eksotis.
Restoran sushi juga terus berevolusi dengan menghadirkan kreasi baru, seperti *sushi burrito*, *poke bowl*, dan *sushi donuts*, yang membuat sushi semakin populer di kalangan muda.
Pengaruh Globalisasi dan Tantangan Masa Depan
Meskipun populer, globalisasi sushi juga membawa tantangan baru. Permintaan yang tinggi terhadap ikan mentah, terutama tuna, menimbulkan kekhawatiran terkait keberlanjutan ekosistem laut.
Untuk menjaga keberlangsungan tradisi ini, beberapa restoran dan chef sushi mulai beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan ikan hasil budidaya dan bahan-bahan lokal.
Perjalanan sushi dari teknik pengawetan sederhana hingga menjadi tren kuliner global adalah cerita yang menakjubkan. Sushi telah mengalami berbagai perubahan dan adaptasi seiring waktu, dari *narezushi* yang difermentasi, *edomae-zushi* yang praktis, hingga fusion sushi yang penuh kreativitas.
Namun, di balik perubahan tersebut, esensi dari sushi tetaplah sama: kesederhanaan dan kelezatan yang menghargai bahan-bahan segar dan berkualitas. Sushi tidak hanya bertahan sebagai bagian dari budaya Jepang tetapi telah menjadi ikon global yang dinikmati oleh masyarakat di seluruh dunia.
0 Comments
Silahkan berikan komentar anda di artikel ini,sesuai dengan apa isi dari artikel.